KOLOM GURU
21 JANUARI 2025
Sharing Psikologi
Oleh Yeni Susila, S.Psi, Psikolog
Ada beberapa alasan mengapa harus mengajarkan anak mandiri itu penting, berikut penjelasannya.
03 JANUARI 2025
Sharing Psikologi
Oleh Yeni Susila, S.Psi, Psikolog
Bunda….teguran lembutmu adalah melodi indah yang selalu ingin aku dengar.
“Tiaaaa….kenapa sih kamu selalu berantakin rumah!!”
Apa sih susahnya bikin rumah rapi?!
Kapan kamu berhenti membuat mama capek?!!
Kamu selaluuuu saja bikin mama marah,!!
Kapan sih kamu bisa bikin mama seneng??!!
Ada kalanya kita sebagai orang tua hilang kesabaran saat menghadapi buah hati yang melakukan sesuatu yang menurut kita tidak menyenangkan atau tidak baik, sehingga kita terpancing untuk menegurnya dan membentaknya dengan nada yang bahkan dengan meneriakinya dengan harapan anak bisa mengerti apa yang kita inginkan. Dan dia bisa bersikap lebih baik lagi.
Tapi…
Ingatlah bahwa itu bukan cara berkomunikasi yang baik. Alih-alih bisa mendisiplinkan anak, yang terjadi justru dampak negative psikologis terhadap anak yang jika terjadi terus menerus dampaknya akan terbawa pada masa dewasanya nanti.
Sebaliknya sikap lemah lembut, tanpa kata-kata kasar dan lengkingan teriakan insyaa Allahakan mudah diterima oleh anak dan dia akan mengikuti apa yang dinasehatkan oleh orang tuanya.
Ingat ! Tidak ada kebaikan sedikitpun pada sikap keras dan kasar.
Lembut bukan berarti lemah, tegas bukan berarti harus keras dan kasar…no.
Dan kelemah lembutan adalah salah satu bentuk akhlak yang baik.Dan orang yang paling lembut dan paling sempurna akhlaknya adalah jungjungan kita Nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wassalam.
“Wahai Aisyah..Sungguh Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan kepada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras. Dan Allah juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.(H.R.Muslim).
Dalam Q.S Al Imran : 159 kita dianjurkan untuk bersikap lemah lembut pada sesame, tak terkecuali terhadap anak-anak kita.
“Maka disebabkan Rahmat dari Allahlah kamu kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah pada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”.
Nah kan…sangat jelas bahwa terdapat kebaikan yang banyak dalam sikap lemah lembut?
Dan sama sekali tidak ada kebaikan sedikitpun dalam sikap keras dan kasar.
Lalu apa saja dampak negative teriakan dan bentakan yang sering dialami anak terhadap perkembangan psikologisnya?
Subhanallah..jamgan sampai lah ya anak-anak kita mengalami hal itu. Semoga Allah selalu melindungi dan memberkahi kita semua….Aamiin yaa Robbal alamiin.
5 dampak negative psikologis anak yang sering dibentak dan diteriaki :
- Menjadi penakut dan tidak percaya diri.
Ketika anak melakukan kesalahan, bukan berarti orang tua berhak memarahi dan membentaknya. Saat dimarahi dia akan diam karena merasa takut dan terancam. Hal inilah yang akan memunculkan perasaan takut salah, sehingga anak tidak lagi merasa percaya diri.
- Menjadi pemberontak dan keras kepala.
Ketika anak-anak diajak bicara dengan nada tinggi dan keras atau kasar, mereka akan merasa nilai diri mereka berkurang. Hubungan yang tidak nyaman dengan orang tua terbukti mengakibatkan masalah emosi pada anak.
Hal inilah yang memunculkan sifat agresi atau pemberontakan. Anak berusaha untuk melindungi diri dan membenci perasaan tersakiti, sebagai efek dari omelan orang tuanya.SEhingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri, keras kepala dan tidak bisa menerima masukan dari orang lain.
- Menjadi pribadi tertutup
Dalam beberapa kasus, terlalu sering memarahi anak dapat membuat anak memiliki sifat introvert atau tertutup.Anak akan berubah menjadi pendiam, suka menyendiri dan merasa dirinya tidak pernah bisa melakukan hal yang benar karena sering dimarahi oleh orang tuanya Ketika melakukan sesuatu. Mereka juga cenderung berpikir bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan yang bisa membuat orang tuanya bangga terhadapnya.
- Tumbuh menjadi anak pemarah
Akibat sering dimarahi, anak menjadi jenuh dan ingin keluar dari situasi tersebut. Anak berusaha untuk memberontak dan mempertahankan dirinya dari amarah orang tua. Lalu selanjutnya ia akan menjadi pemarah dan lebih sulit diatur.
Seiring bertambahnya usia, ia akan lebih suka berada di luar rumah karena mersa lebih nyaman dan aman dari omelan orang tuanya. Besar kemungkinan ia juga akan mempraktikan kemarahan tersebut kepada orang lain, seperti adik atau teman di lingkungan rumah atau sekolahnya.
- Pasif dan kurang inisiatif
Anak menjadi pasif dan tidak memiliki inisiatif serta kreatifitas Ketika di sekolah. Hal ini karena ia hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya.
Karena terlalu sering dimarahi, anak akan merasa bahwa dirinya tak pernah berbuat benar dan sering kali merasa kebingungan apakah yang dilakukannya sudah benar apa belum. Pada akhirnya anak akan memilih untuk mengikuti apa yang dikatakan agar tidak dimarahi.
Subhanallah ya, begitu buruknya dampak psikologis pada anak yang sering dimarahi. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari hal yang tersebut. Semoga kita menjadi orang tua yang bijak yang bisa mendampingi anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang baik,,,,,. Amiin
Lalu bagaimana tipsnya agar kita tidak terjerumus menjadi orang tua yang menyeramkan bagi anak?
Tips mencegah marah-marah pada anak.
Mari kita praktekan 4 cara mencegah marah pada anak, yasarallahu lana…
- Berdiam diri sejenak
Tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan dan ulangi beberapa kali sambil mengucap istighfar.Buatlah dirimu tenang Ketika anak melakukan kesalahan. Ingatlah bahwa kesalahan yang merka buat adalah suatu proses pembelajaran. Begitupun juga kita melakukan hal yang sama Ketika kita masih kecil dulu. Ya kan?
- Berdiskusi tentang emosi.
Dengan mengakui semua emosi dari kegembiraan, kemarahan hingga frustasi, kita bisa mengajari anak-anak bahwa merekapun bisa merasakan emosi-emosi tersebut.
Bicarakan perasaanmu dan dorong anak-anak untuk melakukan hal yang sama.Sikap ini akan membantu mereka menjadi lebih hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Serta membentuk hubungan yang sehat dalam hidup.
- Tetap tegas, tetapi tenang.
Bicaralah dengan mereka dengan cara yang tegas, yang membuat martabat mereka tetap utuh. Tetapi jel;askan pada mereka bahwa perilaku tertentu tidak dapat ditoleransi.
- Berikan konsekuensi.
Yaitu konsekuensi yang membahas perilaku tertentu, tetapi disertai dengan peringatan yang adil akan membantu anak membuat pilihan
Secara teori tampaknya tips-tips di atas cukup mudah ya bun, tapi pada prakteknya sangat mungkin akan lebih sulit. Tapi jangan khawatir, jika ada kemauan, di situ ada kemudahan…biaskan, biasakan…lama-lama akan jadi kebiasaan dan menjadi kesenangan.
Yasarallahu lana.
Barakallahu lana.
Wa afuw mingkum,
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh
Bekasi, Desember 2024
Yeni Susila, S.Psi, Psikolog